Saat ini harus diakui bahwa buah-buahan import semakin merajalela khususnya yang berasal dari Cina dimana sejak akhir tahun 2008 menjadi supplier buah import terbesar melewati Amerika dan Australia yang selama ini menjadi raja buah import. Buah-buahan yang diimport menurut data Departemen Pertanian pada tahun 2007 mencapai lebih dari 300.000 ton. Padahal buah-buahan yang kita export tidak lebih dari 30.000 ton saja.
Memang bila dilihat dari permasalahan industri buah-buahan di Indonesia itu sangat kompleks. Mulai dari lahan petani yang kecil-kecil sehingga supply dan bahkan kualitas tidak menentu, fasilitas pergudangan dan transportasi yang kurang memadai sehingga buah-buahan sebagai barang yang mudah busuk pun tidak bisa dibawa jauh dari sumbernya. Kita tentunya mengharapkan ada pengusaha yang bisa meng-industrialisasi dunia buah-buahan dimana bila kita melihat kebun-kebun raksasa di luar negeri semua sudah serba modern dan efisien sehingga dapat menurunkan harga begitu jauh.
Tentunya kita sebagai konsumen selalu mau harga yang terbaik (termurah) dan buah-buahan import yang murah dan bermutu tentunya sangat menarik. Tetapi bila kita tidak mendukung industri buah-buahan lokal, maka ini menjadi satu dilema juga dimana perkebunan buah di Indonesia tidak maju karena kurang permintaan sehingga akan lebih menurunkan lagi potensi industri buah-buahan tersebut. Padahal, kita adalah negara agraris dan vulkanis yang seharusnya memiliki kesuburan tanah yang sangat baik dengan cuaca yang mendukung sepanjang tahun, sehingga dengan dapat menanam sepanjang tahun kita bisa lebih kompetitif dari negara yang memiliki musim dingin.
Oleh karena itu kalau kita mau mendukung pertanian lokal yang dapat dimulai dengan membeli buah-buahan lokal, maka alhasil dengan nilai jual yang baik dan infrastruktur yang terus diperbaiki, harga buah lokal bisa semakin kompetitif dan dengan kualitas yang semakin baik juga. mudah-mudahan…